Good Better Best

Jumat, 12 Agustus 2011

poem of anak GALAU


Tak tau mau memulai dari mana.
Awal perjumpaan tak mengukir kenangan.
Tak ada kesan.
Tak ada niat sedikitpun tuk kenal lebih dekat.
Tuk sekadar menatap mu pun aku enggan.

Sungguh, semuanya biasa saja.

Tanpa duga, pertemuan yang tak pernah direncanakan terjadi.

Kagum...
Itu yang terbersit.
Penasaran...
Itu yang terasa.
Ingin seperti mu...
Itu yang terucap.

Aku pun menaruh simpati.
Bertukar pikiran itu yang terjadi.

Seiring waktu berjalan aku pun jatuh hati.

Dia miliki segalanya untuk bekal dunia dan akhirat.
Ingin ku menjadi pendampingnya.
Tapi apakah mungkin.

Tak banyak berharap, dan ingin melepas semua keinginan bodoh itu di lepas pantai, sampai akhirnya pasir pun berbisik.
Nyiur pun melambai.
Seolah meyakinkan ku akan persamaan rasa yang aku dan dia miliki.




Tapi bagaimana mungkin dapat dipercaya.

Tingkah tak sesuai yang diharapkan.

Kebimbangan...
Iya..
Tidak..
Iya..
Tidak..

Ingin ku dapatkan kemantapan hati atas perasaan ini.

Ku bertanya pada Ilahi.
Pasir dan nyiur, lagi-lagi jawabannya.

Dan kini membisikkan alasan yang sangat logika.

HIJJAB

hmmm..
Subhanallah...
Betapa hampir sempurnanya dia.

Bukan hanya ketampanan wajah, tapi juga akhlak.

Tapi ku tetap tak tau mau berbuat apa.

Pasrahkan saja semua.

Yakinkan hati bahwa semua sudah terukir rapi di catatan rahasia-NYA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar