Good Better Best

Senin, 15 November 2010

Orientasinya hanya pada nilai?

Nilai A, B, C, D, anda mau pilih yang mana? tapi apakah hanya sebatas itu yang akan kita capai? aneh plus heran. Mengapa di dunia ini tidak pernah terlepas dari penilaian, bahkan ada yang terkesan memaksakan dan keluar dari jalur kenaturalannya ketika tahu akan di nilai. Lantas, ketika terbukti mendapat nilai bagus, apa yang akan kita dapatkan ? Pujiankah? Nama baik? Terkenal sebagai anak pintar?


Hmmmm, pintar. Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata pintar? Mungkin pintar adalah status bagi mereka yang keseluruhan nilai akademiknya "A". Jika memang begitu, apakah anda setuju dengan paradigma tersebut? Saya 0,5 % setuju. Kenapa? Baiklah, saya pernah membaca artikel yang menyebutkan bahwa Pendidikan Indonesia hanya menyentuh aspek kognitif saja dan banyak melupakn aspek penting lainnya seperti moral dan affektif ( Fatubun, Andreas : 2010, CampusAsia) . Inilah fakta yang harus dihadapkan kepada kita dan menuntut untuk diselesaikan dan diatasi sesegera mungkin. Karena apa, jika hanya beorientasi pada nilai bisa dikatakan hanaya 15% dari setiap pembelajaran yang akan dapat diintegrasikan dalam kehidupan nyata. Padahal, kita belajar agar dapat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang ada dalam kehidupan nyata.

Minggu, 07 November 2010

Hasilnya atau Prosesnya ?

Ketika menyusun sebuah perencanaan tanpa perlu bertanya lagi sudah dapat dipastikan kita juga mengikutsertakan hasil yang akan kita capai. Sebagai contoh, ketika kita ingin membuat nasi goreng, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan mulai dari mempersiapkan bahan-bahan, memasak dan kemudian menyajikan. Itulah rentetan proses menuju sepiring nasi goreng, tanpa mempersiapkan bahan, tanpa memasak, mustahil akan tersedia sepiring nasi goreng.Hal tersebut memiliki relevansi bila kita hubungkan dengan sebuah perencanaan masa depan. Motto dalam hidup saya adalah " we need process to make progress" . Sebuah kalimat yang sederhana namun  mempengaruhi keseluruhan hidup saya. Bagaimana tidak, mungkin kita bisa flashback ketika kita bayi, dilahirkan tanpa kemampuan apapun terkecuali menagis. Tanpa disadari dengan kesabaran orang tua dan orang-orang disekitar kita dalam  mendidik dan melatih kita menjadi seorang yag ahli. Faktor apa yang menyebabkan itu semua ? PROSES. Hal vital yang sering kali tertinggal karena semakin merajalelanya virus INSTANT. Tak jarang kita temui di bimbel yang mengajarkan CAR-CEP (cara cepat) dalam mengerjakan soal. Sudah kita ketahui bersama bahwa  segala sesuatu yang instant tidaklah bagus, contohnya fastfood dan mi instant. Salahnya kita adalah, kita selalu focus pada hasil,  tanpa mengikutsertakan bagaimana prosesnya ? Padahal hasil yang kita peroleh akan lebih bermakna ketika kita tahu bagaimana proses yang kita lalui menuju titik hasil tersebut.